Ya Allah, belajar untuk ikhlas itu sangat sulit bagi saya. Memang mengucapkannya sangat mudah, namun ketika hal itu direalisasikan ke dalam kehidupan nyata, masya Allah sungguh sangat berat, walaupun kita tahu pahala dari keikhlasan itu sangat besar.
maka dari itu tidak banyak orang yang berhasil menjaga keihklasannya hingga akhir. dan keihlasan gak bisa lepas dari yang namanya kesabaran. ibarat 2 anak kembar identik... mereka saling membutuhkan satu sama lain.
hehehe... soalnya baru-baru ini saya sendiri baru kena musibah, laptop mati, dan gak bisa dipakai sama sekali, padahal data2 skripsi ada di laptop semua. Rasanya hari itu pengen menjerit dan menangis sekeras-kerasnya. rasa kesal, marah, dan bingung bercampur jadi satu. Tapi mau apa lagi??
usaha untuk memperbaikinya sudah, tapi gagal... & kalaupun mau ganti harus mengeluarkan kocek 2,5 juta. ow.... dana yang gak sedikit!!! hari itu hanya bisa diam tanpa kata...
bagaimana ini? sampai akhirnya mau tidak mau saya harus mebicarakannya dengan ortu. syukurlah ortu gak marah, hehehe, masa anak kena musibah ortu marah2? ortu apaan klo kaya' gitu???? masa anak sudah jatuh ditimpahin tangga pula... ow.. pasti sakit!!!!! Alhamdulillahnya ortu bukan seperti itu, akhirnya ortu mengusahakan untuk membantu, sekarang Alhamdulillah ada laptop lama (oopsss, lama ditoko maksudnya, heehee) yg blajar untuk menemani saya menggarap skripsi.. dng doa ortu, keluarga besar dan sahabat akhirnya seminar sudah terlewati dengan lancar (meskipun masih harus banyak yg direvisi) hehehe.. itu wajar...
ikhlas memang tidak dilihat dari ucapannya, namun dari perbuatan dan hasilnya, mungkin ini juga berkat keihklasan ayah dan umi ya? gamsahamnida umi ayah.... akhirnya proses in sudah setengah jalan...
semoga Allah selalu menjaga keihklasan dan kesabaran mu... semoga keikhlasan kalian memberikan kebahagiaan untuk ku dan untuk orang2 disekitarmu...
